Berita
Bersatu dalam Damai

SALUT Majalengka
Selasa, 09 September 2025
Sahabat SALUT Majalengka, bangsa ini sedang dihadapkan pada masalah besar dan krusial. Amarah massa akibat sosial ekonomi politik terjadi di mana mana. Amuk massa merajalela. Kerugian material mencapai triliunan rupiah. Gedung-gedung tempat mengambil keputusan mufakat hangus dalam hitungan hari. Semoga saja tidak berlanjut hal hal seperti itu karena yang dirugikan justru generasi penerus bangsa. Tahun 2029 nanti para anggota legislatif yang baru bisa dipastikan tidak bisa merasakan suasana kantor karena baru saja berlalu kantor-kantor DPRD sudah dibakar habis.
Yang terpenting untuk Kita sekarang adalah mencari akar permasalahan. Penulis berpandangan bahwa akar permasalahan sebenarnya persoalan bangsa ini adalah hilangnya kepercayaan rakyat pada pemimpinnya, akumulasi kekecewaan yang tidak tersikapi dengan baik dan kecemburuan sosial yang tak terkendali, dan sikap mencari kekurangan.
Kalau sudah saling mencari kekurangan maka tidak akan menyelesaikan persoalan bangsa. Ada wakil rakyat yang menyebut rakyat yang diwakilinya sebagai orang tolol. Itu jelas jelas memicu kemarahan besar dan terjadilah aksi kemarahan yang berujung penjarahan. Ada wakil rakyat yang menyikapi persoalan dengan cara membuat konten dengan sikap seolah-olah bukan wakil rakyat. Joget-joget layaknya artis maka yang terjadi adalah kemarahan dan terjadi aksi massa yang berujung pengrusakan asset pribadi. Rumah-rumah wakil rakyat diontrog massa dan barang barangnya diambil hingga pakaian dalam pun dijarah dan dipamerkan ke publik. Itu adalah bentuk ekspresi kemarahan yang sudah ada di titik klimaks.
Untuk mewujudkan kondusifitas bangsa ini Kita harus kembali kepada ajaran orangtua dan nenek moyang. Untuk menjadi pemimpin dan wakil rakyat diperlukan adab dan tatakrama dalam berkomunikasi dan tidak pada porsinya mencari-cari kekurangan orang lain apalagi kekurangan rakyatnya sendiri. Rakyat sebagaimana pun tingkat kemampuan intelektualitas dan status sosial ekonominya pasti akan menghormati para pemimpinnya apabila bisa menjaga perasaan rakyat yang dipimpinnya. Pemimpin dan wakil rakyat yang ideal adalah yang bisa bersikap santun, mampu menjaga etika komunikasi, dan mampu menjaga gaya hidup.
Para pemimpin itu adalah public figure yang akan selalu dilihat bahkan ditiru. Ketika terbiasa berkomunikasi dengan kasar maka rakyat pun akan ikut kasar. Jika para pemimpin senang mencari kekurangan rakyatnya maka rakyat pun akan ikut mengorek. Apabila gaya hidup pemimpin dan wakil rakyat bikin rakyat muak maka yang terjadi adalah kemurkaan. Rakyat akhirnya menyita asset wakil rakyat dengan cara menjarah.
Semoga bangsa ini bisa bersatu dalam damai.