logo

Berita

Apakah Jurusan Kearsipan di Perguruan Tinggi Sangat Diperlukan?

Apakah Jurusan Kearsipan di Perguruan Tinggi Sangat Diperlukan?

SALUT Majalengka

Kamis, 28 Agustus 2025

Informasi

Apakah Jurusan Kearsipan di Perguruan Tinggi Sangat Diperlukan?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut penulis artikel ini menggali informasi secara observatif dan komunikatif. Ada beberapa pihak atau sumber informasi yang dihubungi berdasarkan kunjungan langsung. Dua di antaranya adalah Aji Setiaji,SM dan Nurhaidah,SH.

Aji Setiaji  adalah seorang ASN yang sudah lama malang melintang di dunia kearsipan dan sangat faham betul tentang banyak aspek tentang kearsipan khususnya di tatanan birokrasi pemerintahan. Nurhaidah merupakan arsiparis (mantan Kasubag TU) di SMKN 1 Majalengka. Memiliki pemahaman luas di bidang kearsipan di lingkungan Lembaga Pendidikan.

Artikel ini dilengkapi dengan beberapa referensi yang memiliki keterkaitan langsung dengan ruang lingkup kearsipan dan dicari tentang nilai penting keilmuan bidang kearsipan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga ahli mengingat setiap Lembaga, khususnya Lembaga Pendidikan, harus memiliki tenaga ahli kearsipan atau arsiparis.

Menurut Nurhaidah, tenaga ahli kearsipan dibagi ke dalam beberapa golongan atau jenjang yaitu Arsiparis pemula, arsiparis terampil, arsiparis mahir, arsiparis ahli pertama, arsiparis ahli ahli muda, dan arsiparis ahli madya. Untuk menjadi arsiparis pemula dan arsiparis terampil minimalnya berpendidikan SLTA atau diploma III dan untuk jenjang yang lainnya minimal berpendidikan strata-1.

Masih menurut Nurhaidah, untuk menapaki karir sebagai jenjang karir sebagai arsiparis sangatlah sulit. Tidak sedikit arsiparis yang enggan melanjutkan karirnya sebagai arsiparis dikarenakan instrument persyaratan sangat sulit dan berat. Jadi di bidang kearsipan diperlukan tenaga-tenaga yang benar-benar work minded dan pekerja keras ditunjang keahlian dan keterampilan bidang kearsipan yang benar-benar teruji.  Hal ini ada korelasinya dengan adanya kearsipan secara digital. Sekarang ini ada aplikasi Srikandi. Menurut Aji Setiaji, Srikandi adalah aplikasi bidang kearsipan.  Aplikasi tersebut merupakan kearsipan digital yang bisa diakses oleh organisas-organisasi perangkat daerah (OPD) hingga tingkat desa/kelurahan termasuk untuk urusan surat masuk dan surat keluar dan mencakup aspek tatakelola pengarsipannya. Jadi, tenaga arsiparis harus memiliki kompetensi di bidang informasi digital.

Aji Setiaji menyebutkan, jurusan kearsipan di perguruan tinggi khususnya di Universitas Terbuka (UT) sangat dibutuhkan dalam kaitan dengan tatakelola yang sesuai dengan kaidah kearsipan mengingat tidak semua SDM yang ada sekarang ini memiliki ilmu yang linier dengan bidang kearsipan. Jurusan kearsipan, menurut Aji, mempunyai nilai strategis untuk mencetak SDM yang kompeten dan profesional dan mampu bekerja secara optimal dengan basis teknologi aplikasi dan digitalisasi arsip.

Tenaga kearsipan yang handal akan mampu melaksanakan keberlangsungan pelaksanaan Srikandi sebagai aplikasi umum bidang kearsipan dinamis. Ada dua jenis kearsipan yang berlaku sekarang ini. Di samping ada kearsipan dinamis ada juga yang namanya kearsipan statis.  Kearsipan dinamis memiliki goal untuk mewujudkan efisiensi penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan menyelenggarakan kearsipan secara baku dan memastikan keberlangsungan pelaksanaan aplikasi Srikandi sebagai aplikasi umum bidang kearsipan dinamis.

Saat ini, kebutuhan akan tenaga ahli kearsipan memang cukup signifikan. Masih banyak lembaga Pendidikan jenjang sekolah menengah yang belum memiliki tenaga kearsipan berlatarbelakang Pendidikan bidang kearsipan. Oleh karena itu, beberapa perguruan tinggi sudah membuka program studi kearsipan termasuk Universitas Terbuka. 

Pertama, kebutuhan strategis pemerintahan. Hal ini ditandai dengan adanya regulasi yang mewajibkan pengelolaan arsip secara professional berdasarkan UU No. 43 2009 di mana semua Lembaga pemerintah dan non-pemerintah mengelola arsip sesuai standar nasional. Regulasi tersebut diperkuat oleh Permen PAN-RB, Perka ANRI, dan peraturan daerah yang mewajibkan adanya pejabat arsiparis di tiap instansi serta adanya aplikasi kearsipan digital yang tidak bisa dijalankan tanpa tenaga ahli arsip digital.

Dengan regulasi tersebut Secara nasional Indonesia akhirnya menjadi kekuarangan tenaga kearsipan dan banyak sekali instansi yang memiliki arsip tak terkelola dengan baik dan tidak tertata akibat belum punya tenaga ahli kearsipan. Dengan kondisi seperti itu maka jurusan kearsipan di perguruan tinggi menjadi jurusan yang strategis.

Nurhaidah menyebutkan, lapangan pekerjaan untuk bidang kearsipan sangat luas mengingat setiap institusi atau instansi membutuhkan tenaga bidang kearsipan. Oleh karena itu, jurusan kearsipan merupakan pilihan tepat bagi para calon tenaga kerja yang siap secara mental, mau bekerja keras dengan data yang tak terbatas, dan mau menghadapi banyak tantangan. Di mata Nurhaidah, pekerja atau pegawai bidang kearsipan adalah orang-orang yang harus siap “nangis darah” sebab tugasnya di antaranya mengamankan arsip arsip penting seperti ijazah dan dokumen penting lainnya. Penjelasan Nurhaidah memang bisa dimengerti sebab pengamanan data atau arsip bukanlah mengamankan berdasarkan data saja melainkan juga pengamanannya secara fisik. Banyak dokumen manual yang bersifat sangat penting dan harus dijaga fisiknya jangan sampai rusak dimakan tikus, rayap, ataupun kecoa. Pengamanan juga menyangkut kelembaban ruangan jangan sampai rusak terkena jamur akibat terlalu lembab. Terpenting adalah keamanan data jangan sampai hilang apalagi arsiparis di sekolah harus mampu mengamankan ratusan ijazah sebelum diserahkan kepada lulusannya.

Ya, jurusan kearsipan di perguruan tinggi sangat dibutuhkan.